Pengertian Akuntansi
Dalam dunia usaha, ilmu akuntansi memegang peranan yang sangat penting
dalam menjalankan operasi perusahaan tersebut, apabila ilmu akuntansi
pada perusahaan diterapkan dengan baik, maka perusahaan dapat lebih
profesional dan bijaksana dalam pengambilan keputusan agar keputusan
yang diambil benar-benar menunjang keberhasilan usaha.
Pengertian akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accounting (AICPA)
dalam Ahmed Riahi Balkaoui mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi
dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan
dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasikan hasil tersebut.
Sejarah Akuntansi
Sejarah akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan
meng¬gunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah
dilakukan pedagang-pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada
pada akhir suatu pelayaran dan dibandingkan pada saat mereka berangkat
Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494 pada saat Lucas
Paciolo {Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul
“Suma de Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita”. Dalam buku itu
terdapat satu bab, berjudul ‘Tractatus de Computis et Scriptorio”. yang
berisi cara-cara pembukuan menurut catatan berpasangan (double book
keepingf).
JURNAL UMUM, BUKU BESAR, NERACA SALDO, POS PENYESUAIAN DAN KERTAS KERJA POS PENYESUAIAN, LAPORAN LABA RUGI, NERACA, LAPORAN PERUBAHAN POSISI KEUANGAN, DAN PENUTUPAN BUKU
1. Jurnal Umum
Jurnal Umum adalah buku untuk mencatat transaksi keuangan secara
kronologis dan sistematis dengan menuliskan akun yang harus di debit dan
di kredit.
2. Buku Besar
Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidasikan masukan dari semua dari semua akuntansi.
Buku besar Buku besar merupakan dasar pembuatan laporan neraraca dan
laporan laba/rugi. Buku besar dapat memberikan informasi saldo ataupun
nilai transaksi untuk setiap kode perkiraan dalam suatu periode
akuntansi tertentu.
3. Neraca Saldo
Neraca Saldo bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga
unsur, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas yang dihubungkan dengan
persamaan berikut:
- aset = kewajiban + ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber
kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas
tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, caturwulan, atau
tahunan).
Aset atau
Aktiva adalah sumber
ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset
dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Aset biasanya
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
- Aset lancar
- Investasi jangka panjang
- Aset tetap
- Aset tidak berwujud
- Aset pajak tangguhan
- Aset lain
kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau
pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain.
Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu yang
dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain,
giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum
dibayarkan ke negara.Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan
saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
- Kewajiban Lancar – kewajiban yang dapat diharapkan untuk
dilunasi dalam jangka pendek (biasanya satu tahun). Biasanya
terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dll),
pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang
jatuh tempo tahun ini, obligasi jangka pendek (misalnya dari
pembelian peralatan), dll.
- Kewajiban Jangka Panjang – kewajiban yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang,
obligasi pensiun, dll.
4. Pos Penyesuaian dan Kertas Kerja
Pos Penyesuaian
Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidak
mencerminkan saldo yang sesungguhnya pada saat tersebut. Hal ini
disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang setiap saat berjalan
terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk
mencetaknya. Agar akun-akun dalam daftar saldo dapat langsung disajikan
sebagai laporan keuangan, maka akun-akun tersebut harus disesuaikan
terlebih dahulu.
Transaksi-transaksi kontinu yang biasanya selalu memerlukan
penyesuaian setiap akhir periode akuntansi dapat diikhtisarkan sebagai
berikut :
- Alokasi harga perolehan dari persekot biaya,
seperti bahan habis pakai, persekot sewa, dan persekot biaya yang lain,
penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan beberapa bagian
persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian yang
masih merupakan persekot. Dalam akuntansi dikenal dengan istilah pos-pos
defferal (transitoris)
- Alokasi pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka
pendapatan sewa, uang muka penjualan dan uang muka pendapatan yang lain.
Penyesuaian ini diperlukan untuk memisahkan beberapa bagian Uang Muka
Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dan beberapa bagian yang masih
tetap merupakan uang muka. Pos-pos seperti ini juga disebut dengan
pos-pos defferal.
- Alokasi harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian ini
dilakukan untuk mengakui adanya biaya yang terjadi karena perusahaan
menggunakan aktiva tetap yang manfaatnya semakin menurun. Penurunan
manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi (penyusutan).
- Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi
karena sudah terjadi biaya dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai
tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian di sini digunakan untuk
mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat bertambahnya utang biaya.
Pos-pos ini dikenal dengan istilah pos-pos akrual (antisipasi)
- Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini
timbul karena perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan
tetapi belum dicatat sampai dengan tanggal neraca. Dengan demikian
penyesuaian ini dimaksudkan untuk mencatat bertambahnya pendapatan di
satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak lain. Pos-pos ini disebut
dengan pos-pos akrual (antisipasi)
Setelah penyesuaian-penyesuaian tersebut dicatat dan dibukukan, maka
buku besar telah siap untuk disajikan sebagai elemen laporan keuangan.
Kertas Kerja
Kertas Kerja adalah suatu lembaran kerja berlajur yang digunakan
untuk mengikhtisarkan saldo akun-akun dan menyiapkan penyajian laporan
keuangan. Penggunaan neraca lajur akan mempermudah proses penyusunan
laporan keuangan dengan teliti, tepat dan tepat waktu. Secara umum
neraca lajur yang digunakan adalah neraca lajur 10 kolom yang meliputi;
(1) Kolom pertama dan kedua (daftar saldo), (2) Kolom ketiga dan keempat
(penyesuaian), (3) Kolom kelima dan keenam (daftar saldo setelah
penyesuaian), (4) Kolom ketujuh dan kedelapan (Laba Rugi), dan (4) Kolom
kesembilan dan sepuluh (neraca).
Kertas Kerja terutama berfungsi untuk :
- Sebagai pendukung utama bagi laporan auditor, termasuk representasi
tentang pengamatan atas standar pekerjaan lapangan. Selain itu, kertas
kerja juga merupakan bukti pendukung utama yang memungkinkan auditor
membela diri apabila hasil kerjanya dipermasalahkan dikemudian hari.
- Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, kertas kerja harus direncanakan
dan dipergunakan untuk meningkatkan pelaksanaan penugasan audit
seefisien dan seekonomis mungkin. Kertas kerja harus berisi catatan
mengenai prosedur audit yang memadai dan lengkap yang dilakukan dalam
pemeriksaan laporan keuangan serta kesimpulan yang dicapai.
Faktor-faktor berikut ini dapat mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kuantitas, bentuk dan isi kertas kerja :
- Sifat dasar penugasan
- Sifat dasar laporan auditor
- Sifat dasar laporan keuangan, lampiran atau informasi lain yang dilaporkan oleh auditor
- Sistim pembukuan yang ada pada perusahaan klien
- Cukup tidaknya pengendalian intern terhadap pencatatan akuntansi
- Tingkat supervisi dan penelaahan yang diperlukan
5. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan
beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini
dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu
perusahaan. Pos-pos pendapatan dan beban disusun menurut besar-kecilnya.
Semakin besar pos pendapatan dan beban berarti besar pos tersebut
mendapat perhatian dari pembaca laporan. Unsur-unsur laporan laporan
laba rugi biasanya terdiri dari:
- Pendapatan dari penjualan
- Dikurangi Beban pokok penjualan
- Laba/rugi kotor
- Laba/rugi usaha
- Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
- Laba/rugi sebelum pajak
- Laba/rugi bersih
6. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk
periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Dari laporan ini
dapat diperoleh sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
7. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Neraca Saldo bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga
unsur, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas yang dihubungkan dengan
persamaan berikut:
- aset = kewajiban + ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber
kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas
tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, caturwulan, atau
tahunan).
Aset atau
Aktiva adalah sumber
ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset
dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Aset biasanya
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
- Aset lancar
- Investasi jangka panjang
- Aset tetap
- Aset tidak berwujud
- Aset pajak tangguhan
- Aset lain
kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau
pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain.
Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu yang
dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain,
giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum
dibayarkan ke negara.Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan
saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
- Kewajiban Lancar – kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi
dalam jangka pendek (biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang
pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dll), pendapatan ditangguhkan,
bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini, obligasi
jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.
- Kewajiban Jangka Panjang – kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam
satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi
pensiun, dll.
8. Penutupan Buku
Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai pembukuan untuk
periode yang baru. Maksud dari jurnal ini adalah untuk menghindari
terjadinya pencampuran transaksi yang sama dari periode sebelumnya,
misalnya transaksi pendapatan, biaya dan modal. Tahap-tahap dalam proses
penutupan adalah sebagai berikut:
a.Pertama; menutup akun-akun biaya ke akun perantara yang dinamakan “Ikhtisar Laba
Rugi”.
Setiap akun yang dikreditkan adalah sebesar saldo debetnya dan
sebagai imbangannya akun ikhtisar Laba Rugi dikredit dengan jumlah yang
sama. Dengan adanya jurnal penutup ini seluruh akun biaya tidak akan
bersaldo lagi.